Tema debat pertama ini adalah Penguatan Sosial Budaya, SDM, Tata Kelola Pemerintahan, Penegakan Hukum Untuk Keteraturan Sosial.
Pada debat pertama ini, Panelis terdiri dari, Prof . Dr.Elfindri, SE.MA, Dr. Rodi Chandra, M.Pd, MH.,MM.,Med, Dr. Otong Risadi S.H.,M.Hum, Dr. Reno Fernandes, S.Pd,M.Pd, Rozidateno Putri Hanida, S.IP, M.PA, Dr.Yulhendri, M.Si.
Dalam debat pertama ini, yaitu tiga Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pasaman adalah Welly Suheri-Anggit Nasution (WA) nomor urut 1, Mara Ondak-Desrizal (MODE) nomor urut 2, Sabar AS-Sukardi (Sasuai) dengan nomor urut 3.
Turut hadir dalam Debat Pertama ini, Pjs Bupati Pasaman Edi Dharma, kepala OPD, Forkopimda, Ketua dan Anggota Bawaslu Pasaman, Wakil Ketua DPRD Pasaman Eka Hariani Sandra, para panelis, pimpinan Parpol pengusung, awak media dan para pendukung pasangan calon.
Ketua KPU Pasaman Taufiq dalam sambutannya menyampaikan, bahwa debat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pasaman ini merupakan amanah dari peraturan KPU nomor 13 tahun 2024 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
Serta keputusan KPU Nomor 1363 tahun 2024 tentang Pedoman Pelaksanaan Teknis Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
Dipaparkan Taufiq, berdasarkan PKPU Nomor 13 dan Keputusan KPU Nomor 1363 tersebut, debat paling banyak dapat dilaksanakan tiga kali, namun berdasarkan hasil rapat koordinasi bersama pasangan calon maka KPU Pasaman memutuskan debat dilaksanakan dua kali saja, yakni tanggal 28 Oktober dan tanggal 12 November 2024.
Kampanye pemilihan ini diatur dalam bentuk debat merupakan kegiatan yang meyakinkan pemilih dengan memaparkan visi dan misi serta program calon Bupati dan Wakil Bupati Pasaman.
“Ini juga merupakan bagian dari pendidikan politik, maka kita hadirkan debat yang mendidik serta mencerahkan tanpa memicu isu sara, hoax dan isu negatif,” ujar Taufiq.
Tambah Taufiq, poin yang didebatkan temanya pada debat ini sudah ditetapkan KPU Pasaman, sehingga pemilih nantinya mampu memilih pimpinan kepala daerahnya dengan rasional," tutupnya. (Nurman)