Upaya serius lewat kolaborasi seluruh stakeholder yang ditunjukkan pada Gerakan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting sejak 5 Juni lalu, mencatatkan Padang Panjang sebagai salah satu daerah dengan capaian pengukuran balita ketiga tertinggi di Indonesia.
Ini berdasarkan data pada aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) sigiziterpadu.kemenkes.go.id. Dengan hasil 100 persen terhadap sasaran sebanyak 3.525 balita.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), dr. Faizah optimis angka prevalensi stunting Padang Panjang turun melebihi target nasional di bawah 14 persen.
Kepada Kominfo, Sabtu (29/6/2024), Faizah mengatakan, data e-PPGBM yang merupakan real time, by name, by address, menunjukkan stunting Padang Panjang bulan Juni 2024 pada angka 11,32 persen. Adapun di awal Januari 2024, 13,71 persen.
Sebelumnya, pada data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting Padang Panjang sebesar 15,8 persen. Pada survei tersebut, sampel diambil pada September dan Oktober 2023, hasil diumumkan Maret 2024.
“Kita terus berusaha stunting bisa turun hingga 12 persen pada 2024. Inyaallah kita bisa. Nanti Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan bakal melakukan pengambilan sampel September-Oktober 2024 ini. Kita akan mengintervensi secara maksimal balita stunting dari sekarang,” ujarnya meyakini stunting bisa turun diangka 7,1 persen pada 2025 nanti.
Pada Gerakan Intervensi Stunting, ujar Faizah, di antaranya dipersiapkan Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK), guna mencegah dan mengatasi stunting, terutama pada anak-anak dengan risiko stunting dan terindikasi medis tertentu.
Dari sisi kandungan nutrisi, PKMK hadir membantu orang tua mengentaskan masalah stunting yang dialami anak, karena kandungan nutrisinya sudah didesain sedemikian rupa sesuai angka kecukupan gizi anak. Namun tidak boleh berlebihan.
Anak dalam kondisi gizi buruk dan mengalami gangguan metabolisme, konsumsi pangan yang bersifat cair lebih mudah dan nutrisinya bisa langsung terserap. PKMK diproduksi dalam bentuk cair dan bubuk dan dapat dilarutkan sehingga mudah dikonsumsi anak yang mengalami stunting.
Posyandu Garda Terdepan Penurunan Stunting
Posyandu memiliki peran yang sangat penting membantu meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya pada kelompok ibu dan anak. Di antaranya pencegahan penyakit dan kesehatan ibu hamil, bayi dan balita.
Melalui para kadernya, Posyandu menjadi pusat edukasi, memberikan informasi tentang pola makan yang sehat dan memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada anak-anak yang membutuhkan.
“Oleh sebab itu Posyandu merupakan garda terdepan penurunan stunting. Penurunan stunting menjadi prioritas utama pemerintah karena menyangkut nasib bangsa Indonesia ke depan,” ungkap Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Wali Kota, Dr. Winarno, M.E saat membuka kegiatan Penguatan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu, Kamis (27/6) lalu di Hotel Pangeran.
Angka prevalensi stunting Kota Padang Panjang, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sebut Winarno, mencapai 15,8 persen. Pemko menargetkan angka stunting pada 2025 menjadi 7,1%.
Adapun Pokjanal Posyandu, lanjut Winarno, diharapkan dapat membantu program Posyandu berjalan lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh masyarakat.
Menurutnya, adanya Pokjanal, program Posyandu dapat lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan lokal.
“Melalui Pokjanal, dapat dilakukan monitoring dan evaluasi secara sistematis terhadap pelaksanaan Posyandu. Hal ini membantu mengidentifikasi keberhasilan, tantangan, dan peluang untuk perbaikan,” imbuhnya. (Abe)