Konflik antara pihak management Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KH Daud Arif Kualatungkal dengan 2 (Dua) orang Dokter Spesialis yang dimutasi ke RSUD Surya Khairudin Merlung kian santer di berbagai Media Online.
Hal itu membuat seorang Pemerhati Sosial di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), turut berkomentar terkait permasalahan antara kedua belah pihak.
Menurut pandangan salah seorang Pemerhati Sosial di Tanjabbar, Yuliawati mengatakan, sebenarnya masalah kepentingan pribadi dan interen RSUD harusnya diselesaikan secara management didalam. Jadi, tak perlu dicurhatkan di Media jika memang untuk memperjuangkan masalah uang jasa.
"Seharusnya bisa disurati ke pihak management RSUD, jikapun tidak direspon, bisa dimasukan ke pengaduan di Dinas Kesehatan atau ke Pak Bupati langsung," ujar Bunda Uli, saapan akrab Yuliawati, kepada Realitakini.com, Minggu (2/6/2024) siang.
Dikatakan Bunda Uli, jika dengan surat tentunya ada bukti bahwa sudah ada usaha menyampaikan secara formal, bukan dengan alasan supaya dipanggil direktur lalu sengaja mengabaikan Pasien yang sudah mendaftar dan antri tiba-tiba dipulangkan tanpa kejelasan.
"Nah, jika terjadi urgent pada pasien yang kritis dan saat itu butuh dokter bagaimana?" Tanyanya.
"Itu sama saja melanggar kode etik profesi yang disandangnya. Demi kepentingan masalah uang mengabaikan nyawa orang," sambungnya.
Bunda uli menambahkan, kembali pada Hemodialisa (HD) Dokter Septy menyatakan tanpa dengan adanya dirinya HD harus tutup. Itu juga pernyataan yang membuat masayarakat resah.
"Hal Ini malah justru memancing suasana panas," ungkapnya.
Terkait masalah dimutasinya Dokter tersebut, itu dilakukan karena kebutuhan masyarakat. Pemindahan tersebut bukan hukuman atau pembuangan. Jadi, tak perlu di dramatisir.
"Kecamatan Tungkal Ulu dan Merlung itu juga masyarakat Tanjabbar yang sangat butuh Dokter Spesialis. Toh yang di layani manusia juga kan," kata Bunda Uli.
Bunda uli menjelaskan, 5 (Lima) Kecamatan disana selama ini berobat kadang lebih memilih ke Jambi, karena lebih mudah aksesnya dibanding berobat ke RSUD KH Daud Arif Kualatungkal.
"Nah, positif thinking kita dengan adanya kedua dokter tersebut RSUD di Merlung bisa naik tingkat setara RSUD KH Daud Arif Kualatungkal. Karena kita yakin Dokter yang dikirim dokter Ahli," ucap Bunda Uli.
"Kita berharap adanya ketegasan pihak RSUD Daud Arif soal pelayanan HD tetap melayani atau tidak dan bagaimana pertanggung jawaban serta klaim pelayanannya. Semoga masalah ini bisa di selesaikan dengan duduk bersama, biar masyarakat tenang dan tak cemas lagi," pungkasnya. (put)
Tags:
Tajabbar