Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah mengapresiasi peluncuran buku 'Dari Surau untuk Indonesia', yang dinilai semakin menegaskan posisi surau sebagai identitas budaya dan agama dalam kehidupan warga Minangkabau. Apresiasi itu disampaikan Gubernur saat menjadi pembicara pada acara dialog dan peluncuran buku tersebut di Kampus UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Rabu (08/05/2024).
"Buku ini akan menjadi salah satu karya yang monumental. Sebab, kita sadari bahwa posisi surau dalam kehidupan di Minangkabau tak terlalu banyak dijelaskan dalam bentuk buku," ucap Gubernur mengawali komentarnya untuk buku yang ditulis oleh Wakil Rektor III UIN Mahmud Yunus, Dr. Sirajul Munir tersebut.
Gubernur menegaskan, kehadiran surau telah begitu lekat dan begitu dekat dengan kehidupan masyarakat di Sumbar. Bahkan, Sumbar memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nagari yang juga dikenal dengan Perda Babaliak ka Surau. "Artinya, nagari dan surau adalah suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Bagaikan aur dengan tebing," ujar Gubernur lagi.
Selain menjadi tempat untuk beribadah, kata Gubernur, surau juga menjadi tempat untuk melaksanakan berbagai aktivitas pembangunan mental dan spiritual, terutama sekali bagi generasi muda Minangkabau. Cara memposisikan surau dalam kehidupan tersebut, juga merupakan wujud peingmplementasian ajaran Nabi Muhammad SAW, dalam memposisikan masjid untuk berbagai kegiatan.
"Sayangnya, akhir-akhir ini budaya surau agak tergerus. Ini yang harus kita bangkitkan kembali. Terutama sekali untuk membangun mental dan fisik anak-anak kita," ucapnya lagi.
Turut hadir sebagai pembicara dalam dialog tersebut, Guru Besar Ilmu Pendidikan Islam UIN Imam Bonjol Prof. Duski Samad, serta Penulis Buku Dari Surau untuk Indonesia, Dr. Sirajul Munir. Dalam kesempatan itu, Gubernur Mahyeldi turut didampingi Kepala Biro Adpim Setdaprov Sumbar Mursalim serta Kepala Biro Umum Setdaprov Sumbar Edi Dharma. (adpsb/isq- RK)
Tags:
Sumbar