Foto Put: Tim Pencegahan Satgaswil Jambi Densus 88 Polri menggelar sosialisasi di SMAN 2 Muaro Jambi.
Realitakini.com, Muaro Jambi - Tim Pencegahan Satgaswil Jambi Densus 88 AT Polri menggelar sosialisasi di SMAN 2 Muaro Jambi, Rabu 8 November 2023. Penyuluhan ini dalam rangka mencegah penyebaran sikap intoleransi, radikalisme dan terorisme di kalangan pelajar.
Kepala SMA N 2 Muaro Jambi Suryadi, S.Pd dalam sambutannya menyambut baik Program dari Tim Pencegahan dalam menyelenggarakan sosialisasi yang sangat relevan dengan situasi saat ini.
Suryadi berharap bahwa para siswa-siswi dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan nilai-nilai toleransi, keragaman, dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat.
Kepsek juga mengucapkan terima kasih kepada Tim telah memilih dan mempercayakan SMA Negeri 2 Muaro Jambi sebagai peserta dalam kegiatan sosialisasi dan penyuluhan bahaya dari paham Intoleransi, Radikal dan Teroris.
"Dengan dilaksanakannya kegiatan sosialisasi ini, diharapkan Provinsi Jambi dapat semakin kuat dalam mencegah penyebaran paham tersebut serta berharap melalui kegiatan ini, Indonesia semakin solid dalam bingkai persatuan Bhinneka Tunggal Ika," tutur Kepsek SMAN 2 Muaro Jambi.
Secara terpisah, Tim Pencegahan Satgaswil Jambi yang diwakili IPTU Sudiro, S.Pd.I dalam acara sosialisi sekilas memperkenalkan tugas pokok Tim Pencegahan Satgaswil Jambi Densus 88 AT Polri, terutama dalam melakukan deteksi dini dan mencegah penyebaran paham Intoleran, Radikal dan Teroris khususnya di wilayah Provinsi Jambi.
"Salah satu Program Pencegahan Densus 88 AT Polri yakni melakukan penyuluhan dan sosialisasi ke tempat-tempat tertentu seperti ke sekolah, acara seminar, Pondok Pesantren ataupun tempat tertentu lainnya guna menolak pemikiran yang keras agar tidak terpengaruh paham Radikal," kata IPTU Sudiro.
Dilanjutkan Sudiro, bahwa Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi terkait bahaya dari paham radikal yang kedepannya diharapkan kepada para siswa-siswi dapat membentengi diri dan mampu menangkal paham-paham yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Bahaya Radikalisme dan terorisme akan terus disosialisasikan kepada masyarakat hingga anak-anak sekolah ataupun di kalangan pondok pesantren agar Paham Radikal yang dimaksud tidak meluas.
"Dampak yang ditimbulkan oleh penganut paham Radikal yaitu dapat menghancurkan kesatuan dan persatuan masyarakat di negeri tercinta Indonesia ini, yang mana mereka tidak mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia karena tidak berasaskan hukum syariah," kata mantan Kasat Intelkam Polres Merangin ini
Lebih spesifik Iptu Sudiro menjelaskan, bahwa pelaku tindak pidana terorisme itu tidaklah mempunyai agama, namun mereka mengatasnamakan agama dalam melakukan aksinya. Namun karena di Indonesia mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam maka stigma yang terjadi terkait pelaku tindak pidana terorisme di Indonesia banyak dari kalangan umat Islam.
"Diharapkan kepada audience untuk menyampaikan materi ini kepada kerabat, teman dan lingkungan sekitar tempat tinggal guna membantu Tim dalam menekan penyebaran paham Radikal di wilayah Jambi," timpalnya.
Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab antara pemateri dan para siswa.(*/put)
Tags:
Jambi