Realitakini.com-Dharmasraya
Memperingati HLUN ke-27 dan HUT Tagana ke-19 tingkat nasional tahun 2023, dilaksanakanlahsalah satu kegiatan yakni pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kabupaten Dharmasraya. Kegiatan pembentukan KSB ini difalisitasi oleh Tim dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat, Dinas Sosial Kabupaten Dharmasraya dibawah koordinasi Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam.
Menurut Kepala Bidang Rehabperjamsos Dinas Sosial P3APPKB, Dwi Handayani fasilitas pembentukan KSB dilaksanakan sejak tanggal 24 Mei hingga 26 Mei 2023 dilaksanakan di dua kecamatan, yakni Kecamatan Pulau Punjung dan Kecamatan Sitiung. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tahapan KSB dan berpedoman pada protokoler kesehatan. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan disediakan secara optimal, sesuai ketersediaan di daerah.
“Kegiatan dilakukan selama tiga hari diisi dengan berbagai kegiatan seperti sosialisasi yang diikuti oleh 100 orang, pelatihan teknis yang diikuti sebanyak 60 orang dan simulasi uji SOP KSB diikuti sebanyak 250 orang. Kegiatan fasilitasi pembentukan KSB yang dilaksanakan oleh Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Dan meluaskan jangkauan wilayah siaga bencana di Kabupaten Dharmasraya,” kata Dwi.
Tujuan dari pembentukan KSB adalah meningkatnya pemahaman warga masyarakat mengenai resiko bencana didaerahnya. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan pengurangan resiko dan penanggulangan bencana. Meningkatnya kemampuan pengurus KSB dan warga masyarakat untuk melakukan kegiatan kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana yang kreatif, inovatif dan berbasis kearifan lokal. Dan tercapainya singkronisasi energi program dan kegiatan penanggulangan bencana antara Kementerian Sosial dengan Kementerian atau lembaga terkait.
Adanya pembentukan KSB ini bertujuan agar masyarakat dapat berperan aktif dalam penanggulangan bencana. Karena bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, non alam maupun factor manusia. Mengakibatkan timbulnya korban manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda.
“Untuk menangani dampai dari kejadian bencana harus dilaksanakan oleh seluruh komponen. Baik pemerintah, lembawa swasta dan masyarakat untuk berperan aktif dalam penanggulangan bencana. Dengan adanya perubahan paradigm penanggulangan bencana pada skala internasional dari penanganan kedarutan yang berorientasi pada penanggulangan bencana kedaruratan. Sebagai respon akibat terjadinya bencana, menuju kepada kesiapsiagaan penanggulangan bencana dilakukan sejak dini, mulai dari kesiapasiagaan sampai dengan tahap pemulihan sosial. Maka partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana mutlak diperlukan.
Wujud partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana adalah kesiapsiagaan mereka terhadap segala sesuatu yang dilakukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam. Untuk menciptakan kondisi tersebut, masyarakat perlu dibekali serangkaian pengerahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan penanggulangan bencana salah satu kegiatannya adalah melalui pembentukan wadah Kampung Siaga Bencana.
“Pembentukan kampung siaga bencana ini dengan mempersiapkan masyarakat agar dapat mandiri, dan tidak tergantung kepada pemerintah dalam menghadapi bencana Diharapkan ke depannya ini merupakan langkah perubahan dalam penanggulangan bencana yang semula berorientasi kepada tanggap darurat. Penanggulangan bencana diperlukan peran masyarakat dengan membentuk sebuah wadah seperti kampung siaga bencana. Melalui wadah itu partisipasi masyarakat akan diarahkan untuk mengedepankan upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana dengan pemanfaatan sumber daya manusia di tingkat nagari,” bebernya lagi.
Kegiatan KSB merupakan upaya Mitigasi Bencana, merupakan upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Dengan sasaran KSB adalah komunitas.
Sedangkan kegiatan Organisasi KSB meliputi sosialisasi, penyuluhan, atau kegiatan penyadaran masyarakat tentang bahaya bencana. Menyiapkan sistem peringatan dini lokal, pendataan dan pemetaan daerah rawan bencana lokal termasuk jalur evakuasi. Menginventarisasi potensi dan sumber daya yang ada di wilayah rawan bencana, membuat lumbung bencana sebagai kesiapan logistik local. Melaksanakan pelatihan tenaga bencana di tingkat lokal bekerjasama dengan instansi atau pihak terkait.
Melaksanakan simulasi (gladi bencana) sesuai jenis dan kerawanan bencana secara periodik sesuai kebutuhan, membentuk jejaring kerja dengan pihak terkait. Melaksanakan apel lokal siaga bencana pada waktu tertentu. Melakukan pendataan korban bencana dan tindakan awal penanggulangan bencana apabila terjadi bencana. Melaksanakan upaya-upaya pengurangan resiko lain dalam menghadapi kemungkinan terjadi bencana. Membantu seluruh pihak dalam upaya pemulihan sosial.
SDM Kampung Siaga Bencana antara lain, pengurus KSB dibantu pilar-pilar masyarakat lainnya seperti, tagana, karang taruna, pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, organisasi social, lembaga swadaya masyarakat, dan warga setempat.
Tags:
Dharmasraya