Sebelumnua dalam mengentaskan persoalan rumah tidak layak huni (RTLH) tersebut, pemko Sawahlunto mensinergikan programnya dengan berbagai pihak, BUMN/BUMD, pihak swasta, TNI/Polri, Baznas, Pemprov Sumbar, pusat dan mendapatkan respon positif.
Menurut Wako Deri Asta, disamping sandang dan pangan, rumah adalah kebutuhan vital bagi keluarga, karena itu pemko Sawahlunto berkomitmen selalu membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
"Sewaktu kita masuk menjabat Walikota Sawahlunto 2018, tercatat sebanyak 1400 unit rumah tidak layak huni. Kita lakukan verifikasi ulang ternyata hampir 2000 unit rumah tidak layak huni di Sawahlunto yang tersebar di empat kecamatan yang ada," paparnya.
Sesdirjen Perumahan Kementrian PUPR, M. Hidayat, ini merupakan anak dari Shaimoery yang juga pernah menjabat sebagai Walikota Sawahlunto periode tahun 1971-1983.
Insyaallah audiensi kami berjalan lancar dan mendapatkan respon positif dari Sesdirjen, semoga RTLH di Sawahlunto dapat kita kurangi lagi jumlahnya, sehingga tidak ada lagi warga Kota Sawahlunto yang rumahnya masih tidak layak untuk dihuni," kata Deri Asta.
Sesuai dengan janji kampanye Deri Asta, untuk memperhatikan persoalan Rumah Tidak Layak Huni. Karena itu, setiap tahun Pemerintah Kota Sawahlunto rutin memberikan bantuan untuk merehab dan membangun Rumah Yang Layak Huni bagi masyarakat yang membutuhkan.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan dan Lingkungan Hidup (DPKP2LH) Kota Sawahlunto Adrius Putra mengatakan, pada 2022 ini Bansos RTLH Sawahlunto diberikan untuk 113 unit Rumah dengan total Anggaran Rp 2.860.000.000,-.
“Rinciannya di Kecamatan Talawi ada 28 unit, kemudian Kecamatan Barangin 39 unit. Setelah itu Kecamatan Lembah Segar 20 unit dan Kecamatan Silungkang 26 unit,” ungkap Adrius. (**)
Tags:
Sawahlunto