Realitakini.com-Agam, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah resmikan Surau Baru Al Ikhlas Taluak Nagari Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Jum’at (3/12).
Peresmian yang ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti ini, dihadiri Bupati Agam diwakili Asisten III Setdakab Agam, Junaidi, Kabag Kesra Setdakab Agam, Surya Wendri, Camat Banuhampu, Susi Karmila, tokoh masyarakat dan lainnya.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengatakan, berdirinya surau baru ini dapat dijadikan pusat kegiatan masyarakat berbasis syariah, disamping sebagai sarana ibadah dalam meningkatkan keimanan pada Allah SWT.
“Terutama dalam pembinaan dan pengembangan Tahfidzul Qur’an, untuk melahirkan generasi emas di masa mendatang,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat untuk persiapkan generasi dari sekarang, dengan meningkatkan spiritualnya melalui program tahfiz, karena katanya bertahu – tahun mendatang merekalah nanti yang akan memimpin negara ini.
“Sumatera Barat khususnya Minangkabau banyak lahirkan tokoh terkemuka, bahkan kontribusinya untuk memerdekakan republik ini sangat besar. Ini bisa terjadi karena miliki spiritual dan keimanan yang tinggi,” sebut Buya Mahyeldi.
Dijelaskannya, meski orang Minangkabau hanya 5 persen dari jumlah penduduk di Indonesia, tapi kontribusinya jauh melampaui presentase jumlah penduduk di negara ini.
“Kita bisa mengusir penjajah hingga merdeka dan mengibarkan merah putih lantaran pertolongan Allah SWT, karena berkat spiritual dan keimanan yang dimiliki rakyat,” terangnya.
Untuk itu, sebutnya, spiritual jadi bagian sangat menentukan dalam bidang apapun, sehingga ia minta generasi dipersiapkan sebaik-baiknya agar lahir kembali tokoh yang dapat diandalkan.
Sementara itu, paniti pembangunan H. Rifwaldi Rivai mengatakan, surau baru ini mulai dibangun Desember 2019, dengan peletakan batu pertamanya saat itu dilakukan oleh Bupati Agam yang lama Dr. Indra Catri.
“Pembangunan surau diatas tanah wakaf ini dilakukan mengingat kontruksi bangunan surau yang lama sudah tidak layak,” ujarnya.
Dengan begitu, katanya, sesuai hasil rapat nagari, warga sepakat akan dilakukan pembangunan surau baru dengan merobohkan bangunan lama.
“Pembangunan surau dari awal hingga selesai tidak pernah terhenti, bahkan kondisi Covid-19 jadi titik balik bagi warga untuk berinfak bangun surau baru ini,” sebutnya.
Ia menjelaskan, pembangunan surau baru ini menelan biaya sekitar Rp2,7 miliar lebih, yang berasal dari perantau dan warga di kampung. (Aldi)