"Pandemi Covid 19, tidak menghalangi kami untuk berusaha, khususnya bertanam cabe di lahan sawah. Karena memang saat ini kami belum bercocok tanam padi. Dari pada lahan sawah terlantar, kami berinisiatif menanam cabe," kata Ermawan (46), seorang petani setempat, Rabu (4/8).
Dikatakan, bertanam cabe memerlukan perawatan ekstra dan membutuhkan biaya tinggi seperti untuk biaya pengolahan lahan, pemupukan, pemberatasan hama dan lainnya.
"Akan tetapi, hal itu tidak menyurutkan semangat kami menanam cabe untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga di masa Pandemi Covid 19 ini," kata Ermawan lagi.
Disebutkan, kini tanaman cabe sudah memasuki masa panen dengan hasil produksi yang cukup memuaskan. Hasil panen cabe itu langsung dijual ke pedagang di Pasar Kambang."Meskipun harga jual cabe kini belum sesuai harapan, namun sudah dapat meringankan beban ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari," tuturnya.
Sementara itu Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Nuzirwan mengapresiasi para petani di daerah ini yang tetap berusaha di sektor pertanian tanaman pangan, walaupun dalam kondisi Pandemi Covid 19.
"Kita memang terus mendorong petani agar tetap berusaha di sektor pertanian tanaman pangan. Hal itu dilakukan untuk peningkatan pendapatan ekonomi serta memenuhi kebutuhan pangan di masa Pandemi Covid 19. Kita juga mengingatkan petani agar selalu mematuhi protokol kesehatan," ucapnya. (R Kmf/ RK)