Menilik Batu Luak Nan Tigo Yang Penuh Sejarah Dan Budaya

Realitakini.com Tanah Datar,                                                                                                                               -Batu Luak Nan Tigo (Batu Sumur Tiga) sebuah tempat yang penuh legenda dan sejarah yang sulit dicernakan oleh nalar manusia betapa tidak di hamparan batu setinggi lebih kurang 5 M dari tanah ada sumur (luak) yang airnya tidak pernah kering walaupun di musim kemarau.

Berada di Jorong Padang Datar Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas yang berjarak sekitar lebih kurang 6 KM dari kota Batusangkar tepatnya berada di kaki Gunung Bungsu.

Batu luak nan tigo sering dianggap tempat keramat yang mengandung unsur mistik bagi masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah seperti Masyarakat dari propinsi Bali perna mengunjungi tempat tersebut.

"Tempat itu sering di kunjungi oleh orang yang memang ada keperluan semacam tempat untuk melepaskan niat semacam tempat ziarah, " tutur Asma (71) warga sekitar Batu Luak Nan Tigo, Minggu  (14/03/2021).

Menurut Asma bukan tanpa alasan ia mengatakannya, sebagai pemilik lahan di lokasi tersebut Asma sering mendampingi  orang-orang yang berkunjung kesana serta menceritakan sejarah Batu Luak Nan Tigo yang dia dapatkan secara turun temurun dari neneknya.

"Saya sering mendampingi orang yang berkunjung ke sana, dan pada tahun 2017 lalu ada rombongan dari bali yang berkunjung ke Batu Luak Nan Tigo, di tempat itu mereka mandi, katanya untuk melakukan ritual mengenang arwah leluhurnya, dan saya selalu mengingatkan agar selalu menjaga kesopanan di tempat itu, tidak sembarangan buang air, dan berkata kotor, karena itu bisa berakibat tidak baik pada orang tersebut," jelas Asma

Sementara itu Agung Sujana salah seorang Masyarakat Bali yang ikut berkunjung ke Batu Luak Nan Tigo pada tahun 2017 lalu memberikan keterangan kepada wartawan ketika dihubungi lewat telepon selular dan pesan whatsapp.

"Benar pada tahun 2017 lalu saya bersama 38 lainnya mengadakan napak tilas mengunjungi tempat leluhur kami yaitu Ida Sri Nararya Darma/Adityawarman raja Pagaruyung, untuk itu menurut kepercayaan dan adat budaya kami di Bali, kami harus mengunjungi dimana tempat leluhur kami di kuburkan, dan untuk itu lah kami datang mengunjungi Pagaruyung dan Batu Luak Nan Tigo," ucap Agung Sujana.

Menurutnya kedatangannya beserta rombongan disambut oleh yang pertuan agung raja Pagaruyung Alm Sutan Muhammad Taufiq Thaib, dan Sutan Taufiq menganjurkan untuk mengunjungi Batu Luak Nan Tigo yang menurut legenda tempat bersemayamnya Ida Sri Nararya Darma atau Adityawarman.

"Ketika kami mengunjungi Batu Luak Nan Tigo kami merasakan aura jika leluhur kami berada disana, hubungan kerajaan Badung dan Pagaruyung di hubungkan oleh leluhur kami Ida Sri Nararya Darma," jelas Agung Sujana.

Sementara itu Walinagari Pagaruyung Irmaidinal Datuek Magek ketika di hubungi Via telpon mengatakan harapannya tentang  program pengembangan potensi area Batu Luak Nan Tigo menjadi lebih baik lagi dengan peningkatan fungsi di lokasi tersebut.

"Kami atas nama pemerintah nagari sudah merencanakan pengembangan lokasi Batu Luak Nan Tigo menjadi lebih besar lagi seperti adanya kampung adat jalan lingkar yang menghubungkan Istana Pagaruyung dan Batu Luak Nan Tigo dan kami sudah dapat dukungan dari masyarakat dalam penggunaan lokasi, untuk itu kami juga perlu dukungan dan bantuan dari pemerintah untuk pengelolaannya," Pungkas Irmaidinal Dt Magek. (M)


Post a Comment

Previous Post Next Post

Labels