Ermawati (60) tahun salah satu dari 4 warga yang memiliki usaha ikan Asap (salai) yang berada di Jorong Melur Nagari Lubuk Jantan Kecamatan Lintau Buo Uatara yang tetap bertahan di tengah pandemi.Dalam kesempatan itu Ermawati di dampingi 3 orang pekerjanya memberikan keterangan kepada media yang menyambangi tempat usahanya di jorong Melur.
"Usaha ikan salai ini sudah saya jalani selama empat tahun, sebelumnya untuk pemanggangannya saya menggunakan alat tradisional dan baru setahun dengan menggunakan open dengan menggunakan bahan bakar kayu," ujarnya
Menurut Ermawati dalam sehari dia memerlukan bahan baku ikan lele sebanyak 250 kg. Ikan lele itu ia datangkan dari Pekanbaru Riau.
"Ikan lele didatangkan dari Pekanbaru, alasan saya tidak memakai ikan lele lokal karena banyak minyaknya dan jika dipanggang bisa hitam dan hasilnya sesuai permintaan dan jadinya rugi, karena kebanyakan lele diberi makan ayam, sedangkan kualitas yang baik adalah lele dengan pakannya pelet," kata Ermawati.
Ia juga menambahkan untuk pasarannya Ermawati tidak memasarkannya sendiri kepasar-pasar tapi dikirim langsung Payakumbuh. "Saya tidak menjual ke pasar-pasar tapi langsung dikirim ke Payakumbuh disana sudah ada yang pengepulnya nya yang siap menerimah berapapun jumlah ikan salai yang di produksi, mala ada peningkatan permintaan namun terkendala modal, ya tidak bisa dipenuhi, cukup 250 kg sehari," jelasnya.
Harga jual ikan salai bervariasi, ikan salai cincang kisaran harganya 93 ribu perkilo sedangkan yang salai ekor dan kepala kisaran 87 ribu Rupiah.Ketika ditanya bantuan berupa apa saja yang telah didapatkan, Ermawati menjawab, belum ada mendapat bantuan dari manapun, Ia juga mengeluhkan masalah modal yang terbatas sementara itu ada 3 pekerja yang menggantungkan hidup dari usaha yang dikelolahnya.
"Saya belum menerima bantuan apapun, perna ada dulu kelompok tapi tidak jalan, banyak yang datang kesini entah dari kantor mana saya lupa selalu memberi janji tapi setelah itu tidak ada kabar beritanya," ujar Ermawati.
Salah seorang Pekerja, Indrawati (46) mengatakan dirinya sangat terbantu dengan adanyanya usaha ikan salai milik Ermawati, dia berharap semakin besar usaha ikan salai semakin banyak dia memperoleh hasil dari kerjanya.
"Saya merasa sangat terbantu sekali secara ekonomi dengan adanya usaha ikan salai buk Ermawati karena dalam membersihkan 1 kg ikan dapat bayaran 1000 rupiah, jadi setiap hari kami bertiga membersihkan 250 kg ikan. kami sangat tergantung sekali ke usaha ikan salai ini," tutur Indrawatii.
Sementara itu Ketika dikonfirmasi masalah tersebut ke walinagari Setempat Muhklis S.Pd, mengatakan memanga ada 6 usaha ikan Asap (Salai) di nagari nya, 4 diantaranya berada di jorong Melur.
"Nagari memang tidak ada memberi bantuan berupa pribadi atau berupa uang, dulu biasa nya ada diberi perkelompok bantuan seperti ternak sapi, bebek atau tambak ikan, namun modalnya lenya begitu saja, sekarang kita merobah polanya dan memang tidak ada lagi bantuan seperti itu, namun kami akan mencoba mendorong Bumnag untuk bisa masuk dalam usaha ikan salai itu," ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Tanah Datar Eri Darfizal ketika ditemui dikantornya, Kamis (28/01/2021) memberi penjelasan.
"Ada sekitar 40 ribu jenis UMKM tersebar di Tanah Datar, dan Dinas memang tidak ada memberikan bantuan berupa uang, kita hanya membantu berupa peralatan melalui kelompok, dan membina melalui pelatihan-pelatihan," Katanya.
Eri Darfizal juga menyampaikan akan menurunkan jajarannya untuk meninjau langsung tempat usaha ikan salai Ermawati bila memang belum terpantau oleh Dinas tersebut. (M)