Tak hanya itu, H. Harbi Syam, SH juga pernah mengajar selaku Dosen luar biasa di Universitas Muhammadiyah Sorong dan sering menjadi narasumber pada forum-forum ilmiah di tingkat Provinsi Papua Barat.
Pengabdiannya kepada Masyarakat tak diragukan lagi, apalagi saat ini dirinya masih menjabat sebagai Ketua Fraksi Gerindra dan anggota DPRD Provinsi Papua Barat selaku Wakil Ketua komisi 4.
Dari pantauan terlihat, sebuah artikel yang ditulis olehnya sangat menggugah hati, jiwa dan perasaan. Sebuah hati yang tergerak untuk merealisasikan pada sebuah tatanan Masyarakat yang sejahtera, Sebuah spirit heroisme yang monumental dalam jiwa dan raga masyarakat, Khususnya di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Nanti saat menjadi seorang pemimpin, Siap memimpin dan terpimpin.Dirinya juga mengatakan sangat menginspirasi sebuah perjuangan Datu Luwu Andi Djemma sebagai seorang pemimpin perjuangan Rakyat Luwu.
“Betapa elegan dan indahnya kalau kita tetap kompak dan selalu dalam bingkai kebersamaan”.
“Tim Relewan HBS tetaplah berselancar menembus ruang, tempat dan waktu untuk memancarkan sinar kedamaian yang membawa kebaikan buat masyarakat Luwu. Momentum Hari Jadi Luwu yg ke 75, (Tahun 1946 – Tahun 2021)”.
“Memberikan Spirit Heroisme yang monumental dalam jiwa dan raga masyarakat Luwu. Kita sebagai generasi pelanjut selayaknya mengambil banyak pelajaran berharga dari para tokoh-tokoh Pejuang Luwu yang telah gugur mendahului kita, karena setumpuk prestasi dan nilai-nilai perjuangannya telah tertulis dengan tinta emasnya dan hal ini cukup menginspirasi kita untuk tampil melanjutkan nilai-nilai dan semangat perjuangan para pendahulu kita”.
“Sebagai generasi yang sadar akan tanggung jawab masa depannya, adalah merupakan suatu keharusan untuk berada di garda terdepan dengan Moral Force mengambil bagian dengan peran-peran strategisnya sesuai dengan job keahliannya masing-masing. Guna mengekselerasi gerak maju pembangunan di Luwu dalam berbagai dimensi kehidupan, sehingga kita mampu mandiri, bermartabat, makmur dan berperadaban”.
abupaten Luwu dalam perpektif kesejahteraan adalah merupakan bagian integral dari sejarah perjuangan bangsa, sehingga keutuhan NKRI dari Sabang sampai Merauke juga merupakan sumbangsi yang sangat berarti dari para pejuang asal Luwu”.
“Prestasi sejarah sebagai suatu guedance dari para pejuang asal Luwu, patut kita apresiasi dan banggakan. Berkenaan dengan itu, maka adalah wajar dan sekaligus patut kita syukuri. Karena salah satu diantara pejuang sejati kita yang sangat militan dari Luwu, Yaitu Datu Luwu Andi Djemma, sudah ditetapkan sebagai Pahlawan nasional.
“Ada banyak nilai-nilai perjuangan yang dicontohkan oleh Datu Luwu Andi Djemma sebagai pemimpin perjuangan Rakyat Luwu. Semangat pantang menyerah adalah salah satu dari nilai perjuangan tersebut. Andi Djemma bersama pengikutnya lebih memilih bergerilya dari satu kampung ke kampung yang lain, melintasi hutan, sungai dan rawa untuk menunjukkan kepada penjajah jika dia tak mudah untuk dibujuk dan ditaklukkan”.
“Hingga bermukim dalam waktu yang lama di suatu Kampung bernama Pombakka. Sampai waktunya dia di tawan dan diasingkan dari negeri yang dicintainya”.
“Andi Djemma adalah sosok yang menyatu dengan rakyat yang dipimpinnya. Dalam banyak pengalaman keteladanan itu ditunjukkannya. Demikian ketika Dia diminta oleh serdadu Belanda untuk menggantikan bendera merah putih yang selalu dikibarkan di depan istana Datu Luwu, dengan bendera Belanda, Andi Djemma menolak dengan tegas permintaan tersebut”.
“Lalu dia menyampaikan kepada serdadu Belanda yang mendatanginya bahwa “lebih baik saya mati di tembak oleh orang-orang Belanda karena mengibarkan bendera merah putih, dari pada saya dibunuh oleh rakyat saya sendiri karena mengibarkan bendera Belanda”.
“Sikap Andi Djemma ini menunjukkan pemahaman dan kesatuan jiwanya dengan rakyat Luwu yang dipahaminya lebih memilih untuk merdeka dari pada kembali di jajah oleh Belanda. Karena sikap tersebut tegas, lurus, tanpa basa basi. Seorang pemimpin layaknya memang harus memberi contoh keteladanan”.
“Hal ini telah ditunjukkan oleh Andi Djemma sebagai Datu Luwu yang sekaligus sebagai pemimpin Perjuangan Rakyat Luwu dalam menegakkan kedaulatan Negara Indonesia yang telah merdeka. Keteladanan tersebut sangat penting artinya dalam lintasan sejarah suatu bangsa. Karena dari sana generasi berikut akan belajar dan menjadikannya sebagai warisan untuk diterapkan pada momentum sejarah yang berbeda. Seperti halnya pada masyarakat Luwu yang sedang berupaya untuk terus membangun negerinya dan mewujudkan kesejahteraan bagi semua”.
Walaupun Luwu dikenal sebagai negeri dengan semboyan “Luwu Wanua Mappatuo Naewai Alena”, atau wilayah yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam berbagai aspek kehidupan. Tetap penting dikedepankan jika hal tersebut hanya bisa diwujudkan bila secara bersamaan potensi yang dimiliki oleh Luwu, dikelolah dengan semangat pantang menyerah, dengan kebersamaan pemimpin dan rakyatnya, serta dengan kemampuan manajerial pembangunan yang memadai. Dengan semangat pantang menyerah tersebut dapat melahirkan etos kerja yang tinggi. Perilaku semacam itu dapat menjadi jaminan bagi pengelolaan sumber daya yang dimiliki untuk lebih produktif serta memberi nilai tambah bagi kehidupan masyarakat Luwu”.
“Transformasi nilai perjuangan Andi Djemma dalam bentuk seperti itu, dapat menselaraskan antara potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Luwu dengan cara memanfaatkannya secara maksimal. Hal yang demikian ini sepatutnya menjadi sebuah keniscayaan, sehingga kekayaan daerah yang dimiliki dapat memberi manfaat yang sebesar besarnya kemakmuran rakyat, karena dikelolah dengan semangat pembangunan yang kuat dan berdimensi masa depan”.
“Demikian halnya bahwa keteladanan Andi Djemma dalam memposisikan rakyatnya sebagai bagian penting dari perjuangan kemerdekaan, merupakan nilai yang mendasar untuk diterapkan pada pembangunan Luwu ke depan. Negeri yang sehat dan sejahtera adalah negeri yang bertumpu pada prinsip pengelolaannya pada ungkapan “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ternyata ungkapan ini telah diterapkan dan dipahami oleh pemimpin perjuangan Rakyat Luwu jauh sebelum pandangan-pandangan tentang kedaulatan rakyat tersebut diajarkan di ruang-ruang kelas untuk para mahasiswa”.
“Pandangan dan sikap Andi Djemma tersebut lahir dari kesadaran bahwa “Rakyatlah yang berdaulat di atas wanua”. Karena wanua atau negeri ini ada sebagai perwujudan sifat ranchman dan rahiem dari sang maha pencipta bagi mahluk-NYA”.
“Pengingkaran kepada daulat rakyat atas Wanua, menjadi sepadan dengan pengingkaran kepada sifat Rachman dan Rahiem-NYA sang maha pencipta. Kemudian dengan daulat rakyat tersebut memberi ruang bagi mereka untuk memanfaatkan Wanua dengan segala kekayaan yang dikandungnya. Pengakuan atas kedaulatan rakyat atas Wanua dan kesempatan untuk memanfaatkan Wanua tersebut bagi kehidupan, belum memadai sebagai perwujudan kesatuan pemimpin dengan rakyat yang dipimpinnya”.
“Rakyat membutuhkan keamanan dan kenyamanan untuk bekerja dan berusaha, begitu juga rakyat membutuhkan berbagai fasilitas dan kemudahan agar upaya mereka mengelolah Wanua dapat berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu, pemimpin juga harus hadir di tengah-tengah rakyatnya untuk menciptakan keamanan, dan kenyamanan, pemimpin harus hadir memfasilitasi dan memudahkan rakyatnya dalam bekerja dan berusaha. Kehadiran yang demikian itulah yang menunjukkan adanya manajemen pembangunan dari pemimpin rakyat.
“Artinya, rakyat tidak cukup dibiarkan hidup dengan alam dan lingkungannya secara sendiri-sendiri, melainkan perlu kehadiran pemimpin di tengah-tengah mereka yang dapat menciptakan keamanan, kenyamanan, dan kemudahan, serta memfasilitas berbagai kebutuhan rakyat yang dipimpinnya”.
“Dengan hari jadi Luwu yang ke – 75 beberapa waktu lalu, sangat bijak jika nilai-nilai perjuangan Datu Luwu Andi Djemma sebagai Pemimpin Perjuangan Rakyat Luwu, dalam bentuk semangat juang pantang menyerah, dan keteladanan terhadap kecintaan bagi rakyat dijadikan sebagai nilai-nilai transformatif bagi pembangunan Luwu ke depan. Dengan nilai-nilai tersebut menjadi harapan banyak pihak agar sumber daya alam yang menjadi andalan Luwu dapat dikelolah dengan baik bermodalkan etos kerja yang tinggi, sembari adanya kehadiran pemimpin yang mengayomi, dan memfasilitasi berbagai kebutuhan rakyat Luwu. Ini tentu dapat menjadi jalan bagi usaha untuk mewujudkan Luwu yang Makmur dan sejahtera”(RK)