Prof. Hariyono mengatakan, potensi menggali untuk meningkatkan kedaulatan pangan yang saat ini sudah berjalan di Bumi Bung Karno sudah sangat baik meski dilakukan secara tradisional. Menurutnya, selama ini Indonesia sudah mengalami stunting gara-gara terlalu banyak makan makanan yang bukan produk lingkungannya sendiri.
"Semua itu bisa terjadi karena kita tidak mampu menggali potensi yang ada dalam diri kita sendiri. Dan hanya bisa diakali kalau semua itu sesuai dengan nilai-nilai falsafah kehidupan bangsa kita yaitu gotong royong dan bekerja sama". Ucapnya
Prof. Hariyono menjelaskan, BPIP mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh kampung Pancasila di Kelurahan Sentul yang ada di Kota Blitar agar tidak terhenti disini. Dia berharap sistem gotong royong antar kampung harus terus terjadi dan diterapkan disemua kampung kampung yang ada di Indonesia. "Gotong royong antar kampung itu bisa terjadi, kita nggak usah ngomong persatuan Indonesia nggak usah ngomong keadilan sosial itu sudah jalan Tinggal secara teoritik," jelasnya.
"Mengaktualisasikan Pancasila bukan semata-mata untuk menyenangkan negara tetapi untuk menyenangkan dirinya dan keluarganya, Nah makanya kalau itu sudah terjadi maka Pancasila bukan lagi monopoli negara tapi Pancasila menjadi milik kita bersama kita aktualisasikan bersama". Tegasnya.
Sementara itu, PJS Walikota Blitar Ir. Jumadi mengatakan, ketahanan pangan saat ini di Kota Blitar sudah sangat mencukupi atas kinerja dari masyarakatnya. Dia mengatakan, sistem gotong royong yang sudah diterapkan di Kota Blitar dan menanamkan Pancasila terhadap masyarakat sudah sangat membantu di Kampung Pancasila yang berada di Kelurahan Sentul Kecamatan Kepanjenkidul.
"Sangat senang sekali dengan masyarakat kami, sejauh ini ketahanan pangan kami sudah sangat baik dan bahkan surplus di masa pandemi saat ini masyarakat bisa merasakan apa yang dilakukan oleh kampung Pancasila bisa memenuhi kebutuhan kesehariannya,"jelasnya. (Hms/edy)