Realitakini.com-Brebes,
Itulah yang disampaikan Bupati Brebes, Hj. Idza Priyanti, SE, MH, saat jumpa pers dengan media selepas menerima penyerahan naskah hasil pekerjaan TMMD Reguler 109 Kodim 0713 Brebes dari Dansatgas TMMD, Letkol Armed Mohamad Haikal Sofyan, di Pendopo Kabupaten Brebes. Rabu (21/10/2020).
Dirinya berharap agar hasil infrastruktur TMMD berdaya guna panjang karena jalan itu akan menjadi modal pembangunan selanjutnya ke satu dusun lainnya di Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang juga terisolir jarak tempuh 18 kilometer dalam waktu 1 jam 30 menit, yaitu Dusun Maribaya, Kalinusu.
Menurutnya, dengan pembangunan akses jalan yang dilakukan secara gotong royong melalui TMMD Reguler itu, berhasil mengentaskan satu dusun terisolir dari desanya Kalinusu, yaitu Dusun Kedung Kandri, sehingga dari dua dusun terisolir kini tinggal menyisakan satu (Dusun Maribaya).
Bupati berharap, jalan TMMD yang kini memudahkan segala aktivitas masyarakat Desa Kalinusu umumnya, juga memotivasi anak sekolah dari Kedung Kandri untuk minimal tamat SLTA sederajat.
“Secara khusus jalan itu dibangun untuk warga setempat untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi karena terpangkasnya ongkos angkut panen, dan juga mensejahterakan masyarakat Kedung Kandri karena distribusi barang dan jasa akan menjadi lebih mudah dan murah,” ungkapnya.
Untuk itulah dirinya menyatakan terima kasih kepada TNI dan seluruh pihak yang telah bergotong royong membantu mensukseskan pembangunan fisik dan non fisik, yaitu penyuluhan, sosialisasi, dan pelatihan kepada warga Kalinusu untuk meningkatkan SDM.
Pasalnya, dengan anggaran hanya senilai Rp. 1,09 miliar yang bersumber dari APBD Fisik Kabupaten senilai Rp. 900 juta dari APBD Provinsi Jateng Rp. 195 juta, telah menuntaskan pembangunan jalan sepanjang 2,2 kilometer lebar 4-6 meter beserta sarana penunjangnya (talud di kanan kiri jalan, 3 plat duiker, dan sebuah gorong-gorong), dimana RAB nya hanya 1.670 meter lebar 4 meter.
Untuk diketahui, warga Dukuh Kedung Kandri sebelumnya harus menyeberangi Kali Pemali dengan sampan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan ke pasar terdekat yang ada di wilayah kecamatan tetangganya, yaitu Kecamatan Bantarkawung, dengan membayar ongkos sampan seribu rupiah per kepala untuk anak sekolah pulang pergi, Rp. 2 ribu per sepeda kayuh, dan Rp. 5 ribu untuk setiap satu sepeda motor.
Sementara untuk ke Kantor Balai Desa Kalinusu, setelah menyebrang rakit, mereka harus melanjutkan perjalanan darat sejauh 8 kilometer lebih (45 menit lebih), dengan melewati sejumlah desa di wilayah kecamatan tetangganya itu, kemudian ke wilayah Kecamatan Bumiayu, hingga akhirnya sampai tujuan. (Aan)