Realitakini.com -- Pasaman.
Pasien Covid 19, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) Lubuksikaping Haryadi kini sudah menjalani hari-harinya seperti biasa, setelah dinyatakan pulih dari infeksi Covid-19.
Sebelumnya, Haryadi dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah mengikuti test Swab di Puskesmas Sundatar (18 Juni 2020) saat dirinya hendak berangkat ke Jakarta usai pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sumbar.
Namun harapannya untuk temui anak dan istrinya ke Jakarta pupus setelah tiga hari kemudian (21 Juni 2020) ia dinyatakan terinfeksi Covid dan harus isolasi/karantina.
Sebagai pasien terinfeksi Covid 19 sejak hasil swab pertama haryadi menjalani pengobatan dan karantina/isolasi mandiri selama 18 Hari, Selasa (6/7/2020) kemaren, Haryadi didepan awak media dan jurnalis memberikan kesaksian tentang perjuangannya untuk sembuh dari virus tersebut.
"Total, saya dirawat di rumah melakukan karantina mandiri selama 18 hari. Dan, hari ini adalah hari ke-2 saya setelah dinyatakan Sembuh. Dengan segala perjuangan dan penuh cobaan, serta doa semua pihak, Alhamdulillah saya dinyatakan sehat," kata Haryadi dengan penuh semangat.
Namun, meski dinyatakan telah pulih, Haryadi mengatakan, kondisi tubuhnya kini masih dalam masa perbaikan."Sesuai saran teman-teman dari kesehatan saya tetap harus menjaga pola hidup sehat dahulu, memang kata dokter, butuh waktu satu minggu untuk penyesuaian kembali," Ujar Haryadi.
Pada hari pertama isolasi, Haryadi mengaku tidak merasakan sakit apa-apa, begitu juga hari kedua dan ke tiga, namun diatas hari ketiga Haryadi mulai merasakan di dada seperti ada gangguan."ini ternyata virusnya gumam saya dalam hati, namun kontan saat itu juga saya tak menyerah dan mengalihkan perhatian dan tak mau memikirkan," ujar dia.
Menurut Haryadi, memang agak sulit, pola penanganan Covid 19 yang harus dijalani sendirian karena bahaya Persebarannya yang cepat. Kondisi ini juga yang menjadi tantangan sendiri menurut Haryadi, sebab Butuh pengalihan pikiran. "Ya, saya mulai merasakan jika ada gangguan, saya alihin saja dengan aktifitas di rumah, mulai dari memasak, olahraga hingga membaca baca artikel", jelas Haryadi.
Begitu memasuki minggu kedua dinyatakan Covid 19, menurut Haryadi itu adalah puncak Covid menyerang dirinya, bahkan ia merasakan hal-hal baru yang ia belum pernah rasakan sebelumnya.
"Saya hitung betul itu, Kamis (25 Juni 2020) saya merasakan ada gangguan di dada dan persendian tubuh, yang paling terasa adalah di dada pundak dan tulang-tulang kaki dan tangan, saya tidak diam, saya langsung berjemur, melakukan lari disamping rumah, dan aktifitas sampai badan saya berkeringat, lalu saya masak rempah-rempah dan saya minum, hal itu membuat saya nyaman." Terang Haryadi.
Ia menambahkan, hal seperti itu ia rasakan hanya selang dua hari berturut-turut, namun sebelum itu datang terlebih dahulu Haryadi melakukan upaya-upaya supaya dirinya berkeringat.
Memang Covid 19 telah mengingatkan semua pihak, bahwa betapa oentingnya pola hidup bersih dan sehat.
Kendati demikian, kata Haryadi, hidup sehat tidak menjamin seseorang terbebas dari ancamanvirus corona.
"Yang harus dipahami, badan bugar dan sehat bukan jaminan kita tidak akan terkena Covid-19. Seperti saya, sebelumnya tegar-tegar saja, namun terpapar virus. Karena yang harus kita sadari adalah virus ini bisa masuk lewat sentuhan langsung atau tidak langsung, kepada siapa saja" tutur dia.
Namun dibalik itu semua menurut Haryadi, hal yang tak boleh dilupakan setiap hari dan setiap saat adalah mematuhi pola hidup bersih dan sehat, rajin berolahraga serta memperkuat imun tubuh.
"Imunitas yang tinggi, serta badan yang bugar, itu menentukan daya tahan kita saat diserang penyakit apapun", Ujar Haryadi.
Haryadi menambahkan, untuk imun tubub tak usah yang mahal mahal dan beli ditoko, cukup memanfaatkan hasil hasil kebun alam kita.
"Rebus saja campuran kapulaga (gardamunggu), jahe merah, lada hitam, kulit manis dan batang serai, saya minum itu dua gelas sehari pagi sore, badan terasa segar dan bugar," ujar Haryadi.(Nurman)
Tags:
pasaman