Ratusan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Terjadi Saat Pandemi

 Realitakini.com-Padang
Kepala Dinas Pemberayaan Perempuan dan Perlindungana Anak Sumatera Barat ,Drs Bersi Ramad ,MM  samapaikan kata kata kata Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA)  pada realitakini.com seteh dengarkan konferensi video, Sabtu 16 Mei 2020.

Besri menyamapaikan ,” Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mencatat jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di masa pandemi covid-19. Setidaknya, dalam bulan April saja pihak KPPPA mendata sebanyak 643 kasus yang terjadi.

"Tercatat pada 2-25 April terdapat 643 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak KPPPA, Lenny Rosalin, dalam konferensi video, Sabtu 16 Mei 2020,”kata Besri

Meski tak menyebut jumlah kasus sebelumnya,  mentri  mengaku grafik ini meningkat terus sejak bulan Januari. Dalam kajian KPPPA hal ini terjadi akibat perubahan kondisi mental keluarga pada masa pandemic,”ujarnya Bersi menirukan kata-kata KPPPA

"Orang tua banyak yang stress karena di pecat atau dirumahkan, akhirnya ini membuat orang tua marah di rumah. Anak menjadi pelampiasan stress," jelas Lennydalam Seminar Nasional Online PAUD yang diselenggarakan PG PAUD FKIP UHAMKA bertema 'Wajah Baru PAUD di Indonesia Pascapandemi Covid-19: Sinergi Sekolah dan Keluarga, Sabtu 16 Mei 2020.

Menurutnya hal ini menjadi tantangan keluarga di masa pandemi. Dia ingin hak bahagia anak harus terpenuhi meski keluarga dalam masa sulit.

"Dalam pengasuhan anak kita harus memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan dan kesejahteraan yang menetap dan berkelanjutan, memastikan hak anak terpenuhi demi kepentingan terbaik bagi anak," terangnya.
 Orang tua diminta mampu mengelola stres. Untuk itu, pihaknya menyediakan layanan psikologis bagi orang tua.

"Yang penting orang tua mengelola stres, hak bahagia anak harus terjamin( W/ hms Sumbar)

Post a Comment

Previous Post Next Post

Labels