Realitakini.com-Padang
Situasi krisis ekonomi yang di akaibatkan adanya wabah virus covid 10 yang dialami Indonesia, yang akan menimbulkan begitu banyak masalah sosial. Salah satu permasalahan sosial yang dihadapi, yaitu jumlah anak jalanan yang meningkat setiap sat akan bertambah .sehingga membutuhkan penanganan yang lebih komprehensif. Fenomena anak jalanan menjadi salah satu permasalahan sosial yang cukup kompleks di Indonesia tak terkecuali Sumatera Barat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mereka biasanya memang dikoordinir oleh kelompok yang rapi dan profesional, yang saat ini sering disebut sebagai mafia anak jalanan. Setiap anggota kelompok tersebut memiliki tugasnya masing-masing. Ada yang melakukan mapping di setiap perempatan jalan, ada yang mengatur antarjemput, dan lain-lain.
Hal iini di ungkapkan oleh Drs, Besri Rahmat lewat whatsApp nya ketika di tanya realitakini.com pada rabu (25/3) permasyaalahan anak jalanan. Di sini, terjadi eksploitasi terhadap anak dan menjadikan mereka sebagai ladang bisnis. Sangat memprihatinkan, hal ini terjadi kadang kala justru atas persetujuan orang tua mereka sendiri, yang juga tak jarang berperan sebagai bagian dari mafia anak jalanan.ujar Besri.
Menjadi anak jalanan bukan pilihan hidup yang diinginkan oleh setiap orang dan bukan pula pilihan yang menyenangkan, terutama terkait dengan keamanannya.
Anak jalanan sering dianggap sebagai masalah bagi banyak pihak, bahkan tak jarang di sebut sebagai ‘sampah masyarakat’ karean sering berurusan dengan hokum. Namun walaupun begitu kalau seandainya anak jalan tersebut bermasyaalah dengan hukum , hukuman tetap berjalan ,naunun haknya sebagai anak tetap di berikan ,”ujar Bersi , seperti belajar pelanyanan kesehatan .(w/hms Sumbar)
Tags:
Sumbar