Realitakini.com-Padang
Beberapa peristiwa yang sempat terjadi khususnya di Ibukota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tersebut mulai dari gangguan kabut asap yang berasal dari beberapa daerah tetangga, sampai kepada aksi unjuk rasa mahasiswa yang diwarnai kericuhan di beberapa tempat.
Bahkan aksi kekerasan di Wamena, Provinsi Papua Barat, ikut menambah duka warga Minang. Dari 33 korban yang meninggal dunia akibat aksi kekerasan, 10 orang diantaranya merupakan warga asal Sumbar.
Karena itu Walikota Mahyeldi Ansharullah mengigelar Rapat khusus di salah satu hotel di Padang, Selasa (1/10/2019) malam. yang dipimpin lansung Walikota Mahyeldi Ansharullah- rapat tersebut di hadiri Ketua DPRD Kota Padang, dan unsur Forkopimda serta instansi terkait dalam rangka menyikapi berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini guna mengantisipasi. potensi gangguan keamanan, kenyamanan dan ketertiban di Kota Padang
Dalam sambauatnya Walikota Mahyeldi menyampaikan, menyikapi hal tersebut perlu sikap dan pemahaman yang sama bersama masyarakat dan Pemerintah Kota Padang dalam rangka antisipasi kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan ke depan.
Sekaitan itu, walikota berharap masing-masing pihak baik dari TNI/Polri dan unsur terkait lainnya, bisa memiliki pemahaman yang sama dan menyikapi segala sesuatu yang telah dan yang akan terjadi secara baik sesuai standar operasional prosedur (SOP) masing-masing.
“Berbagai peristiwa itu perlu kita sikapi secara serius untuk selanjutnya. Karena pada 6 Oktober nanti kabarnya juga akan ada aksi rapat akbar sekaitan kekerasan di Wamena bertempat di Masjid Raya Sumbar. Maka itu perlu kita antisipasi agar tidak ada terjadi hal-hal yang tak diinginkan,” ujar wako.
Berbagai masukan dan saran dalam rapat khusus tersebut banyak dimunculkan, bagaimana dan apa yang mesti dilakukan serta sikap yang mesti dihadirkan. (t/w)