Payakumbuh-Realitakini.com
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Payakumbuh Elfriza Zaharman yang akrab disapa Cece sampaikan apresiasi terhadap sukses dan meriahnya pelaksanaan iven pacu jawi (sapi,-red) yang digelar masyarakat Balai Betung Kelurahan Ompang Tanah Sirah, Kecamatan Payakumbuh Utara selama 2 kali iven.
Pacu jawi yang dipusatkan di sawah pacu jarungan Balai Betung diikuti 13 kelompok pacu kenagarian yang ada di Luak Limopuluah.
Dikarenakan race Boko (final) di iven perdana tanggal 19 dan 20 Agustus 2019 tidak sempat digelar karena banyaknya peserta di race divisi, sehingganya di Iven II yang digelar 26 dan 27 Agustus 2019, dilaksanakan 2 kali race Boko guna memperebutkan 2 ekor kambing sebagai hadiah utama yang disediakan ketua panpel Hendra Putra beserta pengurus.
Saat ini, iven pacu jawi masih termasuk kedalam kalender wisata pemko Payakumbuh. Namun Pemko Payakumbuh melalui Disparpora terus berupaya untuk memasukkan alek pacu jawi di Kota Randang ini ke dalam kalender event pariwisata Provinsi Sumatera Barat. Frekwensi pelaksanaan lomba pacu jawi yang cukup sering digelar di Kota Payakumbuh menjadi alasan utamanya.
Kadisparpora Payakumbuh, Elfriza Zaharman saat dihubungi media seperti yang di kutip impiannews.com, Selasa (27/08/2019) melalui WA Pribadinya meyampaikan apresiasi atas sukses iven yang digelar warga Balai Betung.
"Laporan rutin selama pelaksanaan iven dari tokoh masyarakat setempat bahwa iven pacu jawi berlangsung aman dan sukses. Sukses bukan saja dari panitia tapi juga sukses meningkatkan perekonomian warga yang berjualan di lokasi pacu. Selain itu, panitia juga mengitimkan foto dokumentasi yang mana pacu jawi juga dinikmati turis mancanegara, yakni dari Australia dan Amerika. Kedua mahasiswa asing tersebut tengahengabdikan diri sebagai relawan Aminef UNO untuk Indonesia. Kami berharap kita sama - sama mempromosikan Payakumbuh di mata dunia, salah satunya melalui pacu jawi,"ungkap Cece.
"Kita akan memperjuangkan pacu jawi Payakumbuh masuk kalender wisata Sumatera Barat. Akan tetapi salah satu kendala yang dihadapi pihaknya adalah jadwal pelaksanaan kegiatan yang sampai sejauh ini masih tentatif, yang mengikuti musim panen padi. Sebagai supor pemko Payakumbuh, setiap pelaksanaan pacu jawi kita dari Disparpora selalu membantu dalam hal pembiayaan, seperti pemberian hadiah. Kiya harapkan panitia lebih giat,"imbuhnya.
Menurut Cece, potensi pacu jawi di Payakumbuh cukup besar. Dengan kekhasan yang tetap dipertahankan, ia cukup optimis, pacu jawi akan mampu menjadi salah satu kegiatan pariwisata yang mampu memancing wisatawan untuk berkunjung ke Payakumbuh.
“Untuk itu kami sudah mengumpulkan para ketua pelaksana pacu jawi yang ada di daerah kita ini untuk menyamakan persepsi. Kita akan upayakan pacu jawi bisa digelar setiap kecamatan yang ada di Payakumbuh. Dan dia berharap, semoga ke depannya bisa dibuat jadwal tetap pelaksanaan event tahunan itu. Mudah-mudahan tahun ini bisa semakin baik dan tahun-tahun selanjutnya semakin baik dan waktu pelaksanaannya bisa diatur sedemikian rupa,” terangnya.
Sebelumnya, diakhir pelaksanaan iven pacu jawi di sawah pacu jarungan Balai Betung yang juga diliput media tv lokal nasional ini berlangsung 4 race divisi dan 1 race boko yang disaksikan ratusan penggemar pacu jawi di Luak Limopuluah. Masyatakat Balai Batuang Kelurahan Ompang Tanah Sirah, Kecamatan Payakumbuh Utara, menvgelar iven ini dalam rangka HUT RI Ke 74 tahun 2019.
"Di hari terakhir dan iven terakhir kita beritahukan bahwa pemenang Race Boko diboyong Jawi Pacu Larasati milik Erimaldi. 2 ekor kambing sebagai hadiah utama dinawa pulang Erimaldi bersama jokinya Pendi,"terang Panitia Pacu Jawi Hendra Putra.
Dikatakan, kita berharap iven pacu jawi Payakumbuh yang diikuti 13 kenagarian yang memiliki arena pacu bisa dikenal luas. Selama ini yang dikenal adalah pacu jawi di Batusangkar. Kita juga ingin dikenal. Syukur ada salah seorang warga kita yang kenal dengan wartawan TV, sehingga bisa diliput dan dipublish.
Ketertarikan terhadap olahraga tradisional pacu jawi juga disampaikan panjang Danny Knoll, salah seorang mahasiswa asal Amerika yang mengabdikan diri dalam program Aminef UNO yang ditempatkan di SMAN 2 Payakumbuh-Indonesia.
"Got to see some traditional Minangkabau Cow Racing this afternoon !,"He said.
Berbeda dengan Tuo Pacu (sesepuh pacu) Saharudin Gindo (67) bahwa pacu jawi secara nyata ikuteningkatkan ekonomi warga. Dirinya menerangkan bahwa sejak dirinya berusia 13 tahun sudah mengikuti lomba pacu jawi, usai musim panen sebagai wujud syukur melalui olahraga tradisional. Selama iven pacu banyak pedagang kopi dan kawa daun serta pedagang lamai tapai.
"Insyaallah, pacu jawi membawa berkah. Sawah sudah dibajak dipersubur dengan pijakan puluhan sapi. Sawah yang akan dijadikan pacu dibajak duluan dibanding sawah pertanian. Adapun terkait hadiah kita rekrut dari iyuran kenagarian dan hadiah dari sumbangan donatur. Terakhir ada suntikan dana dari Disparpora. Terima kasih kepada semua panitia, warga, karang taruna, penyandang dana dan peserta,"pungkasnya.(Relis)
Tags:
KotaPayakumbuh