Realitakini.com-Limapuluhkota
Sumatera Barat telah menetapkan 8 daerah kabupaten /kota kawasan Produksi manggis yang memiliki komoditas eksotik nilai ekonomis tinggi terutama untuk ekport dan potensial dikembangkan dalam skala kebun. Pada tahun 2017 tercatat tanaman manggis di Sumbar 857.329 pohon dengan lebih kurang 8573 ha. Jika dibandingkan tahun 2012, 731.063 pohon dengan lahan 7310,6 ha dengan potensi sebesar 23.000 ton.
Hal ini disampaikan Wakil Gubenur Sumatera Barat pada acara, Ekport Perdana Mangis ke Cina (Tiongkok) dari PT. Bumi Alam Sumatera jorong Sawah Laweh, Nagari Tungka, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Selasa (2/9/2018).
Untuk sukses ekspor buah-buahan salah satu faktor yang sering menjadi kendala adalah mendapat produk buah yang memenuhi persyaratan untuk ekspor. Dimana komoditi buah yang dihasilkan tidak lolos persyaratan yang sering kali disebabkan kurang tepat nya perlakuan panen dan pasca panen komoditi tersebut.
Hari ini kita senang, produksi manggis masyarakat dari kabupaten Limapuluh Kota telah berhasil ekspor langsung ke negara tujuan Cina (Tiongkok), tidak ada lagi transit ke beberapa negara sebelum sampai ke sana. Ini salah satu keberhasilan Kementerian Pertanian RI saat ini, ungkap Wagub Nasrul Abit. Sepuluh Ribu Ton Manggis Asal Sumbar Di Kirim Ke Negeri China
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman secara resmi melepas ekspor perdana buah manggis terbaik asal Ranah Minang yang dikemas oleh PT Bumi Alam Sumatera, di Sawah Laweh, Nagari Tungka, Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera BaratPT Bumi Alam Sumatera, menyanggupi permintaan angka pengiriman, setelah sebelumnya, Kran ekspor manggis ke China ini, kembali dibuka dengan penandatanganan protokol manggis oleh Badan Karantina kedua negara pada 11 Desember 2017 lalu yang disusul dengan ekspor perdana Satu ton manggis pada Januari 2018 lalu.
Walau lounching Ekspor perdana baru dilakukan hari ini, namun, PT Bumi Alam Sumatera mengkalaim sudah Dua Ton manggis terbaik asal Ranah Minang ini dikirim ke Negeri China. Pengiriman sendiri dilakukan via Bandara Internasional Minangkabau.“Pada tahun ini, Sumbar ekspor manggis perdana, kontrak dengan China. Pengiriman langsung ke China. Dari Sepuluh eksportir manggis, baru pertama kali ini eksportir dari Sumbar dan ini bagus dicontoh daerah lain,”kata Andi Amran Sulaiman.
Menurut Andi Amran, Sumatera Barat telah sukses belajar dari nol. Maka dari itu, sudah sepatutnya didampingi, dikawal, terutama pemenuhan syarat produk bermutu mulai dari registrasi kebun, sertifikasi packaging house dan pelayanan karantina.Andi Amran juga mengungkapkan, jika prediksi ekspor manggis di tahun 2018 mencapai 60 ribu ton atau naik 554 persen dari 2017 yang hanya 9.167 ton. Ekspor ini merupakan 38 persen dari total produksi manggis secara nasional pada 2018 sebesar 166.725 ton.
“Dari Sumbar ini, Indonesia mengekspor manggis perdana kontrak dengan China sebanyak 10.000 ton. Hari ini kita buktikan, berkat kemajuan teknologi yang kita hasilkan sendiri, kita tingkatkan lagi ekspor. Ekspor komoditas hortikultura ke berbagai negara,” ujar Amran.
Andi Amran menegaskan, potensi pertanian Indonesia sangat besar untuk menyediakan pangan secara berdaulat yakni tanpa impor. Sentra produksi manggis di Indonesia tersebar dari Sumatera sampai Nusa Tenggara Barat. Di tahun 2017 saja, produksi manggis Sumatera Barat mencapai 34.422 ton atau 21 persen dari produksi nasional 161.751 ton. Sumatera Barat menjadi sentra manggis terbesar nomor 2 setelah Jawa Barat yang produksinya 42.122 ton atau 26% dari produksi nasional.
“Adapun produksi manggis se-Sumatera di tahun 2017 mencapai 65.372 ton atau 40 persen dari produksi nasional. Untuk 2018, prognosa produksi manggis sebesar 166.725 ton, naik 3% dari 2017.“Karena itu, kami himbau lakukan gerakan masif ekspor dan investasi agar pertumbuhan ekonomi nasional semakin membaik. Sektor pertanian salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi. Bahak kalau perlu jadikan Sumatera Barat ini, Provinsi Manggis. Tanam saja manggis. Dengan cara, tanam Empat batang manggis tiap-tiap rumah. Tiga atau Empat tahun mendatang, ekspor kita akan lebih besar lagi,”ujarnya.
Sementara itu, Direktur Kerjasama Antar Lembaga PT Bumi Alam Sumatera, Muhammad Bayu Vesky menyebutkan, tahun ini, pihaknya sudah melakukan kontrak bisnis dengan pembeli manggis di China sebanyak 10 ribu ton. Dengan menembus pasar China, Bayu meyakini jika komoditi buah tropis ini kedepannya, akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani
.
“Kita yakin Kesejahteraan Petani Manggis akan meningkat. Kita akan dorong petani untuk menghasilkan manggis-manggis dengan kualitas super. Kita juga akan membeli manggis dari para petani dengan harga yang sangat bagus. Saat ini untuk Satu Kilogram kita beli ke petani dengan harga Rp 28 Ribu. Harga ini tentu bisa saja naik, tergantung dari kondisi pasar saat ini dan masa yang akan datang. Yang jelas, kita akan berusaha meningkatkan kesejahteraan para petani,”kata Bayu.
Selama ini lanjut Bayu, pihaknya juga sudah menjalani kerjasama dengan Negeri Jiran, Malaysia dan Thailand. Manggis-manggis kualitas terbaik yang dikumpulkan atau dibeli dari para petani diseluruh daerah yang ada di Sumatera Barat ini, dikirim ke Malaysia via Dumai. Namun, ketika barang sampai disana, label kita diganti dengan label mereka.
Berdasarkan catatan Kementan, Bayu menjelaskan jika selama tahun 2018, baru ada 10 perusahaan dan rumah kemas yang dapat mengirim manggis petani secara langsung ke China dan beberapa negara tujuan ekspor. Nah untuk di Sumatera, satu satunya itu adalah PT Bumi Alam Sumatera. Sisanya dari perusahaan yanh ada di Jawa dan Bali.
“Adapun angka produksi manggis Sumbar dalam tahun kemarin, mengalami kenaikan diangka 35 ribu ton, data ini sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh BPS, untuk kualitas lokal dan ekspor. Dengan adanya kran ekspor ke China ini, kita yakin angka produktifitas Manggis di Sumbar akan terus meningkat. Kita juga ingin manggis kita diakui dunia merupakan manggis yang terbaik,”tutup Bayu( isp*)
Tags:
Limapuluhkota