Realiatakini.com-Padang
Padang –Kepala sekolah menjadi kunci jamian bagaimana maju atau tidak sekolah yang dipimpinnya. Karena itu kepala sekolah merupakan simbol keberhasilan siswa dan sekolahnya,
Maka darai itu daiharapkan kepala sekolah bersungguh-sungguh jangan main-main dan janagan samapai merugikan siswa .Menciptakan generasi masa datang yang berdaya saing dan berprestasi untuk kejayaan bangsa adalah tugas kepala sekolah .
Gubernur Irwan Prayitno menekankan kepada Kepala Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) sesuai kewenangan yang diberikan oleh pemerintah provinsi. Jadilah kepala sekolah yang mampu mendorong anak didik untuk berprestasi dan menjadikan sekolah tempat pendidikan yang layak .
Penegasan itu disampaikan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, saat memberikan sambutan pada acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah 3 Jabatan Pejabat Pengawas dan 54 Kepala SMA/SMK di lingkungan Sumbar, Senin (12/3) di Auditorium Gubernuran Sumbar.Lebih lanjut Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan, kepala sekolah agar melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan, berinovasilah untuk kemajuan anak didik dan kemajuan proses belajar mengajar di sekolah,”ujarnya.
Kepala sekolah menjadi kunci jamian bagaimana maju atau tidak sekolah yang dipimpinnya. Karena itu kepala sekolah merupakan simbol keberhasilan siswa dan sekolahnya, karena itu menjadi kepala sekolah jangan main-main dan jika tidak bersungguh-sungguh bisa merugikan siswa dan amanah menciptakan generasi masa datang yang berdaya saing dan berprestasi untuk kejayaan bangsa.Saya waktu sekolah di SMA 3 Padang, memiliki kepala sekolah yang melakukan pengawasan kepada siswa yang cukup ketat, namun kepala sekolah itu untuk pertama kali mampu membuat tamatan SMA 3 tahun itu menjadi lulusan yang banyak diterima diperguruan tingga terbaik, UI, UGM dan lain sebagainya
.
Mungkin gaya kasar masa itu tidak cocok lagi untuk hari ini, bisa dianggap melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), karena itu kepala sekolah dapat mencari metode lain agar disiplin dan keseriusan anak-anak didik belajar menjadi yang utama. Dilingkungan sekolah itu memang tempat wadah mendidik. Anak yang manja, nakal dan tidak mau tahu awalnya akan menjadi anak yang berkepribadian dan disiplin, ungkap Irwan Prayitno mencoba memberikan ilustrasi kisahnya pada saat masih sekolah di SMA 3 Padang.Menurut Irwan Prayitno, selain sanksi, pihaknya juga sudah menyiapkan reward bagi guru yang berprestasi. Saat ini, Dinas Pendidikan Sumbar sudah merancang tunjangan aktivasi bagi guru-guru yang berprestasi dan memiliki kinerja lebih dari guru lainnya
.
“Selain sanksi, kita juga siapkan reward. Salah satunya adalah tunjangan aktivasi guru. Saat ini sedang dirancang dan kemudian diajukan ke DPRD Sumbar. Mudah-mudahan bisa disetujui dalam waktu dekat ini,” katanya.
Selain tunjangan aktivasi, menurut Irwan pihaknya juga akan melakukan pengelompokan kepala sekolah berdasarkan level sekolah. Level kepala sekolah tersebut memberikan kesempatan bagi kepala sekolah untuk bisa menjabat di sekolah unggul.
“Misalnya SMA 1, SMA 2, SMA 3 dan SMA 10 Padang berada di level atas karena sekolah unggul. Kemudian di bawah itu ada level II, begitu juga sampai ke daerah. Untuk bisa menjabat menjadi kepala sekolah di sekolah unggul itu, tentu harus memiliki kompetensi dan berprestasi. Ada yang mulai dari bawah hingga masuk ke sekolah unggul. Jadi tidak asal comot saja, tapi harus berdasarkan kompetensi dan prestasi,” tegasnya.
Dikatakan Irwan Prayitno, pengelompokan sekolah dan kepala sekolah itu juga bertujuan agar kepala sekolah tidak bertahun-tahun berada di satu sekolah. Mereka yang berprestasi bisa naik ke level yang lebih tinggi.
“Misalnya dari kepala sekolah di daerah terpencil, jika berhasil naik ke sekolah yang lebih tinggi di daerah itu. Berhasil juga masuk ke ibu kota provinsi. Jika berhasil lagi bisa menjadi kepala sekolah unggul. Berhasil lagi, naik jadi kepala dinas. Berhasil lagi naik jadi sekda. Semua level itu jelas, sehingga guru-guru berlomba-lomba meningkatkan kompetensi dan prestasinya,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Irwan Prayitno mengatakan dalam pengangkatan kepala sekolah pihaknya tidak menerima backing-backing dari pihak lain. Bahkan ada kepala sekolah yang terpaksa dicoret karena tidak memiliki kompetensi.
“Dari kepala sekolah yang dilantik hari ini, saya tidak kenal. Tidak ada backing-backing. Semunya berdasarkan kompetensi. Bahkan ada yang terpaksa tidak saya tandatangani karena tidak berkompetensi. Jadi, yakinlah dalam pengangkatan kepala sekolah kita objektif berdasarkan kompetensi dan prestasi,” tegasnya.(pps/wt)
Tags:
Sumbar