Realitakin.com- Sumbar
Sandra Diana Sari (22 tahun), lifter putri
juara Asia di kelas 52 kg asal Sumbar yang belakangan mengemis di
jalanan untuk mengumpulkan biaya, Jumat (12/5) siang datang ke DPRD Sumbar. Dia
datang didampingi mantan atlit angkat berat Nanda Talembanua dan pimpinan
Family Barbel Club Syahrial Azis untuk mengadukan nasib yang dialaminya
sekarang ini.Kedatangannya di DPRD Sumbar sendiri disambut
Yuliarman, anggota Fraksi PPP yang kini menduduki jabatan Ketua Komisi II DPRD
Sumbar itu didampingi Kasubag Publikasi, Dokumentasi dan Perpustakaan Lasuardi.
Di ruang Kasubag Publikasi ini, Sandra dibantu Syahrial Azis menceritakan
pengalamannya selama mengikuti latihan hingga ke kejuaraan Asia di Bandung
tanpa mendapat dukungan bantuan dana dari Pemprov dan KONISumbar.
Bahkan untuk mengikuti kejuaraan nasional di
Medan dalam waktu dekat, dia juga belum mendapat perhatian sama sekali dari
pemprov dan induk olahraga daerah ini, termasuk KONI Sumbar. “Makanya, kami
memberanikan diri untuk meminta bantuan kepada bapak-bapak di DPRD Sumbar, agar
Sandra bisa mengikuti kejuaraan tersebut,” ucap Syahrial Azis dan diamini
Sandra dan Nanda.
Dikatakannya, persoalan Sandra ini juga sudah
pernah disampaikan ke gubernur Irwan Prayitno di gubernuran. Dalam kesempatan
yang dihadiri Kadis Pora Periadi Syukur itu, Irwan Prayitno telah meminta
Periadi Syukur untuk menanggulanginya. Tapi, belakangan Periadi Syukur mengaku
tak punya dana dan menyarankan supaya mereka menemui pengurus KONI Sumbar.Setelah mendengarkan penjelasan panjang lebar
soal nasib Sandra ini, Yuliarman kemudian berjanji akan memfasilitasi
permasalahannya melalui anggota Fraksi PPP yang membidangi masalah ini di
Komisi V DPRD Sumbar. “Meski ini bukan bidang saya, namun sebagai mantan
anggota Komisi V yang tahu sedikit banyak soal olahraga akan memfasilitasinya
melalui anggota Fraksi PPP yang duduk di Komisi V,” katanya.
Pria yang akrab disapa Mak Itam ini juga mengaku
prihatin dengan persoalan yang dialami Sandra, karena dia merupakan atlet
berprestasi yang perlu perhatian besar dari induk organisasi dan KONI Sumbar.
Sebab selama ini, ada kesan hanya atlet tertentu yang justru mendapatkan
perhatian lembaga terkait dengan mengenyampingkan atlet lain yang berprestasi.“Untuk itu, kita berharap kepada KONI dan Pemprov
Sumbar supaya benar-benar memperhatikan atlet yang berprestasi dengan
memberikan bantuan pembinaan secara serius. Kita tak ingin, nanti atlet yang
seperti ini akan hengkang ke luar daerah, lantaran kita kurang perhatian kepada
mereka,” ucap Yuliarman.
Pada bagian lain, Ketua KONI Sumbar Syaiful yang
coba dihubungi seakan enggan untuk memberikan komentar lebih jauh terkait
persoalan Sandra ini. “Sebentar, Pak….! Sebentar, Pak….!” elaknya di kantor
KONI Sumbar, usai shalat Jumat. Syaiful kemudian berlalu menuju lantai dua
kantor tersebut tanpa meninggalkan pesan apapun.Namun. beberapa sumber di Koni Sumbar yang coba
dimintai komentarnya mengaku menyayangkan sikap Sandra yang ngemis di jalanan.
Sebab, dia masih bisa mendapatkan bantuan dana dari KONI dan Pemprov Sumbar
tanpa harus mengemis di jalanan, asal sesuai prosedur yang benar.
Misalnya melalui club diteruskan ke induk
organisasi tingkat pengurus cabang (pengcab) kota/kabupaten, kemudian tingkat
provinsi (Pengprov), baru kemudian ke Koni Sumbar. “Kalau sekarang dia minta
bantuan dana, atas dasar apa? Lantas, apa nama induk organisasinya?” ucap salah
seorang pengurus KONI Sumbar yang enggan ditulis jati dirinya secara terpisah.
Keseharian Sandra Diana Sari ini adalah sebagai
pelayan di sebuah rumah makan di Kota Padang. Sejak terjun sebagai lifter
(atlet angkat berat) beberapa tahun lalu, Sandra sudah mengoleksi 20 buah
medali emas di berbagai kejuaraan nasional hingga internasional. Terakhir, dia
juara I di kelas 52 kg tingkat Asia di Bandung, baru-baru ini. (* Martawin /Wt) sumber Editor
Tags:
olahraga