Realitakini.Com-Jakarta
Asian Elephant Range States
Meeting (AsERSM) menjadi ajang pertemuan 12 negara Asia yang memiliki populasi
gajah. Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
menjadi tuan rumah AsERSM ke-2 yang berlangsung, di Jakarta, pada
tanggal 18-20 April 2017.Sebelumnya,
pada tahun 2006, pertemuan yang sama dilaksanakan di Kuala Lumpur,
Malaysia.Pertemuan multilateral ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama
konservasi gajah antar negara-negara di Asia. Disamping Indonesia, 11 negara
Asia yang terlibat pada (AsERSM) ini, yaitu India, Malaysia, Thailand,
Cambodia, Sri Lanka, Bangladesh, Bhutan, Lao PDR, Republik Rakyat Tiongkok,
Myanmar dan Vietnam.
Delegasi Indonesia yang diwakili oleh Plt. Dirjen
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Bambang Hendroyono
menyampaikan, bahwa pertemuan ini menjadi media untuk membangun dialog
produktif antara wakil-wakil Pemerintah masing-masing negara.“Pertemuan ini
dapat pula untuk menjalin jaringan kerjasama dan saling berbagi informasi
antara negara-negara Asia yang memiliki gajah, khususnya di Indonesia,” ujar
Bambang.Bambang mengatakan, Indonesia menaruh perhatian besar pada pengembangan
kegiatan konservasi gajah, termasuk didalamnya sektor pendidikan dan penelitian
untuk dapat meningkatkan partisipasi pelestarian gajah.
“Saat ini, gajah termasuk 25 satwa dengan
status yang terancam punah, Indonesia menargetkan peningkatan populasinya,
sebesar 10% pada 2014-2019,” jelas Bambang.Sementara itu, Chair of
Asian Elephant Specialist Group (AsESG), Vivek Menon berharap pada
pertemuan ini akan terjalin kerjasama baik bilateral, maupun
multilateral. Dengan demikian akan tercapai visi yang sama antar negara Asia
dalam pelestarian gajah.“Delegasi yang hadir dapat belajar, saling
bertukar informasi dan pengalaman,untuk mengetahui kebutuhan prioritas
pelestarian gajah di masing-masing negara,” kata Vivek. Pasca pertemuan ini,
setiap negara agar dapat menyusun Rencana Aksi Konservasi Gajah Nasional
yang akan menjadi acuan untuk Rencana Aksi pada level yang lebih luas.
Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara
dengan populasi gajah yang telah mengembangkan dan melakukan pembaharuan
dokumen Strategi Konservasi Gajah Indonesia dan Rencana Aksi (2007-2017). Bagi
Indonesia, AsERSM ini penting untuk mendapatkan masukan terhadap pembaharuan
dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Gajah 2018-2028.Indonesia merupakan negara yang memiliki dua
sub-spesies gajah Asia, sekaligus yaitu Kalimantan dan Sumatera. Populasi
saat ini diperkirakan tersisa 1.724 individu (FKGI,2014), menurun sekitar 28%
dari tahun 2007 yang tercatat, sekitar 2.400-2.800 individu.Pada tahun
2011, Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) statusnya telah
menjadi Critically Endangered (CR). Hal ini disebabkan, karena
jumlah populasi yang menurun kurang lebih 80% selama lebih dari 3 generasi.
Selain itu, lebih dari 69% habitat gajah sumatera yang potensial telah
berkurang dalam 25 tahun terakhir.Kondisi seperti ini terjadi pada populasi
gajah, pada hampir semua negara-negara di Asia.
Pertemuan AsERSM akan ditutup dengan
penandatanganan “The Jakarta Declaration for Asian Elephant Conservation”
pada tanggal 20 April 2017 yang merupakan salah satu bentuk komitmen
negara-negara Asia yang memiliki populasi gajah untuk bersama-sama melestarikan
gajah di Asia.(wt* ) (Sumber RRI)
Tags:
Nasional